Sebagai seorang penjual, kamu dapat memanfaatkan aspek psikologi ini ketika melakukan strategi marketing. walaupun kedengarannya rumit, nyatanya banyak bisnis yang sukses menggunakan aspek psikologi untuk menarik pelanggan potensial.
Setiap manusia pada dasarnya memiliki pemicu mental yang sama yang mendorong tindakan. Mereka cenderung menyukai hal yang menyenangkan dan meninggalkan hal yang akan merugikan. Inilah yang mendorong tingkah laku seseorang setiap harinya.
Ketika berbelanja, hal menyenangkan itu dapat berupa bonus ataupun diskon, sedangkan hal merugikan atau tidak menyenangkan dapat berupa harga yang tinggi atau pelayanan yang buruk. Sebagai penjual, tugasmu adalah mencari tahu apa kesenangan yang mendorong pelanggan untuk membeli. Menggabungkan pemicu psikologis persuasif dengan pemasaran yang cerdas dan efektif akan menjadi kunci meraih kesuksesan.
Tidak masalah jika kamu tidak memiliki gelar psikologis, simak tips psikologis persuasif untuk strategi bisnis dikutip dari Vend., berikut ini:
Sesuatu yang Baru Selalu Mencuri Perhatian
Sesuatu yang baru pasti menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Lihat perusahaan Apple, bisnis yang dibangun oleh Steve Jobs ini selalu mengeluarkan produk baru dengan jangka waktu yang tidak terlalu lama. Namun, jika diperhatikan, spesifikasi dari produk terbaru dengan yang sebelumnya tidak terlalu jauh berbeda. Lalu, apa yang membuat banyak orang terobsesi?
- Apple hebat dalam melakukan pemasaran, atau
- Menurut penelitian neurologis, melihat sesuatu yang baru dapat meningkatkan hormon dopamin dihempaskan ke otak. Seorang dokter dalam penelitian ini mengatakan, “ketika melihat sesuatu yang baru, kita melihatnya seakan hal itu akan menghadiahi kita dengan berbagai cara”.
Gunakan strategi ini untuk meraup keuntungan. Caranya dengan selalu meng-update produk baru agar pelanggan tidak merasa bosan. Juga, selalu membuat Buzz ‘Coming Soon’ untuk produk yang belum dirilis agar membuat banyak orang penasaran dan bersemangat untuk menyambutnya.
Tanamkan Rasa Timbal Balik
Memberikan pengalaman menyenangkan dapat menimbulkan hubungan timbal balik antara bisnismu dan pelanggan. Contohnya, sample makanan di supermarket. Ketika kamu ditawari untuk mencoba dan rasanya enak, kemungkinan kamu merasa berkewajiban untuk membelinya.
Contoh lainnya, menyelipkan produk tambahan pada paket pesanan pelanggan sebagai bonus. Meskipun bernilai murah, namun cukup untuk membuat pelanggan terkesan, sehingga mereka merasa perlu memberikan testimoni yang menarik, mempromosikannya dari mulut ke mulut atau melakukan pembelian kembali.
Itulah prinsip timbal balik yang rupanya cukup ampuh. Intinya adalah dengan memberikan satu kebaikan, maka pelanggan akan senang hati membalasnya.
[5 Jenis Customer Experience yang Membuat Pelanggan Datang Kembali]
Testimoni Sebagai Bukti
Sebelum membeli suatu barang, biasanya pelanggan mengecek testimoninya terlebih dahulu. Apabila testimoninya memuaskan, maka mereka akan membelinya, begitu pula sebaliknya.
Banyak perusahaan yang menambahkan kolom komentar pada website mereka. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan dari para pelanggan. Jika strategi ini telah terbukti efektif bagi mereka, maka tidak ada salahnya jika kamu juga mencoba.
Kenyamanan adalah Segalanya
Pembeli adalah raja dan kenyamanan adalah segalanya. Bisnis yang baik adalah bisnis yang memberikan kenyamanan bagi para pelanggannya. Kenyamanan ini dapat berasal dari mana saja, dari segi pelayanan, kemudahan bertransaksi, ataupun dari tempilan website atau aplikasi.
Yang paling sederhana adalah membuat website atau media sosial bisnismu nyaman untuk berbelanja. Dengan cara membuatnya bersih, rapi, dan responsif. Berikan semua informasi yang diperlukan oleh pelanggan, yaitu harga, ukuran, cara memesan, kontak penjual, dan lain-lain. Kamu juga dapat menawarkan jaminan uang kembali, sehingga pelanggan merasa nyaman dan lebih cenderung untuk membeli lebih banyak.
Urgensi dapat Mempercepat Keputusan Pembelian
Situasi yang mendesak membuat seseorang membuat keputusan dengan lebih cepat. Konsep inilah yang dipercayai oleh banyak bisnis di dunia. Pasti kamu sering menjumpai diskon yang hanya berlangsung beberapa hari, kata-kata koleksi terbatas, atau produk tinggal sedikit. Sebenarnya, ini adalah strategi marketing yang memanfaatkan aspek psikologi.
Ketika sebuah toko mengatakan, “Diskon 50% hanya 2 hari, koleksi terbatas” kemungkinan banyak orang yang akan berbondong-bondong mengecek toko tersebut. Dan ketika mereka menemukan barang bagus, maka mereka tidak akan berpikir dua kali untuk membelinya. Mereka merasa harus secepatnya membeli, karena kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali.
[Jenis-Jenis Promosi yang Harus Kamu Ketahui]
Sebuah Cerita dapat Meningkatkan Minat Pelanggan
Suatu penelitian mengatakan bahwa membaca cerita menciptakan reaksi fisiologis yang kompleks di otak kita yang mengaktifkan semua indera neurologis – termasuk oksitosin, yang memperkuat kepercayaan dan empati. Kamu dapat memanfaatkan sebuat cerita sebagai strategi marketing bisnismu. Semakin menarik cerita, maka semakin besar minat pelanggan.
Cerita dapat berasal dari berbagai sudut dan tema. Misalnya, kamu merasa desain pakaianmu menarik, maka kamu bisa memberikan cerita untuk setiap desain yang kamu buat. Atau, kamu merasa konsep bisnismu ini sangat unik dan masih jarang ditemukan, maka kamu bisa membuat cerita bagaimana kamu mendapatkan ide untuk membangun bisnismu dan prosesnya dari awal. Intinya, ketahui apa yang menarik dari bisnismu, sehingga memiliki nilai untuk disebarkan.
Itulah 6 tips strategi pemasaran yang didasarkan oleh aspek psikologis. Tidak sulit, bukan? Mengingat cara-cara diatas sudah banyak digunakan oleh banyak perusahaan dan terbilang efektif, maka kamu juga bisa mencoba mengaplikasikannya pada bisnismu. Intinya adalah temukan apa yang pelangganmu sukai dan apa yang menarik perhatian mereka.
Semoga berhasil!