Disadur dari Toast, artikel yang ditulis Donald Burns ini mungkin dapat mengubah pendapat kamu mengenai pentingnya memperbarui menu di resoran/kafemu.
Tidak bisa disangkal kalau persaingan bisnis semakin ketat dan kompetisi semakin intens. Tren anak muda berbisnis membuat pertarungan di pasar semakin sengit dan para pebisnis pasti dituntut untuk mampu menyesuaikan diri. Memperbarui menu restoran merupakan hal yang mesti kamu lakukan. Kenapa?
1. Selera Pelanggan Selalu Berubah
Menurut Burns, seorang mentor di bisnis FnB, kamu bisa memilih: ingin bertahan dengan ciri khas atau memperbarui menu sesuai dengan tren yang sedang ada di pasaran. Jika kamu memilih untuk tidak mengikuti tren–yang biasanya seperti kembang api, meriah sebentar lalu selesai–maka bersiaplah untuk melakukan kerja ekstra. Misalnya, kamu harus mulai melakukan riset pasar mengenai permintaan dan selera pelanggan selain yang sedang ngetren. Di sisi lain kamu juga harus bersiap untuk kehilangan beberapa pelanggan karena menu yang sedang nge-hits tidak ada di restoran/kafe milikmu.
Atau kamu bisa menghadirkan pilihan baru yang belum ada di tempat lain. Kamu mungkin bisa menggabungkan cita rasa restoranmu sendiri dengan selera yang sedang marak saat ini. Pastikan bahwa menu yang kamu tawarkan, meskipun berbeda, tapi unik dan enak.
Burns juga mengungkapkan ada dua tipe restoran; yang revolusioner dan evolusioner. Restoran evolusioner mampu beradaptasi dengan perkembangan dan selalu mengikuti tren dengan baik. Sedangkan restoran revolusioner menghadirkan hal baru di pasaran yang akan diikuti oleh restoran evolusioner. Kamu golongan yang mana?
[Lihat tip memotret makanan di sini]
2. Berubahnya Harga Makanan
Perubahan harga makanan bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh bagian dunia. Perubahan harga tersebut tentu juga berimbas pada harga jual yang diterapkan di restoran/kafe. Selain itu seringkali perubahan tersebut mempengaruhi daya beli para pelanggan. Bisa jadi, pelangganmu lebih memilih untuk memasak ayam sambal rica-rica atau membuat kopi Toraja sendiri di rumah.
Yang harus kamu lakukan, menurut Burns, adalah jangan memaksakan menyediakan makanan yang sedang krisis di pasar. Misalnya, harga daging sedang melonjak, tapi demi pelanggan, kamu menyetok lebih banyak dari apa yang tersedia di pasar. Daripada begitu, kamu bisa mencoba mengkreasikan menu baru atau mengganti makanan harga selangit dan jarang di pasaran dengan menu andalan lain. Misalnya, Jakarta sedang krisis cabai, coba ganti menu andalan bulan ini dengan menu serba manis, misalnya ayam kecap atau aneka dessert.
Selain makanan, kamu juga harus memperhatikan menu minuman. Coba kamu cek kembali apakah jus sirsak atau kopi luwak di kafemu butuh ditingkatkan atau butuh dihentikan sementara.
[Eksisnya HelloBill di East Food 2017]
3. Evaluasi dan Perubahan Para Pekerja
Updating menu restoran/kafemu memang penting, tapi jangan sampai terlena dan melupakan para motor penggerak bisnismu, para pekerja. Dengan banyaknya restoran/kafe baru bermunculan, para pekerja kian dibutuhkan. Para pekerja–terutama yang berpengalaman, punya nilai tambah bagi restoran/kafe kompetitormu. Jangan sampai iming-iming dan permintaan gaji yang tinggi membuatmu bingung ditinggal para staf.
Coba perhatikan beberapa hal berikut ini:
- Evaluasi tiap bagian
Coba tengok apakah di bagian bar punya lebih banyak staf dibanding bagian kitchen yang hampir selalu sibuk melayani makanan utama. Jangan sampai tertukar atau tidak seimbang pembagian stafnya, ya. - ‘Buang’ yang tidak laku
Jangan takut untuk membuang makanan/minuman yang performa penjualannya tidak begitu baik dari daftar. Saatnya memikirikan inovasi baru atau lakukan penghematan.
- Pekerjakan staf yang lebih baik
Nggak, kamu nggak harus mempertahankan dua fresh graduate yang masing-masing digaji Rp4 juta perbulan untuk jadi barista tapi performanya kurang oke. Rekrut barista kelas wahid dan performa mengesankan dengan gaji lebih tinggi, akan jauh lebih baik.
- Periksa kembali item pada menu yang tidak perlu
Beranikan diri untuk mengevaluasi tiap item pada makanan atau minuman yang kamu jual. Coba perhatikan, perlukan menaruh sambal ekstra di tiap pesanan tapi sering tidak dimakan? Kalau memang item tidak selalu dinikmati tamu, jadikan special treat saja, ya. - Saatnya mengganti peralatan dapur!
Saatnya mengganti penggorengan, oven, kompor, sodet, atau spatula yang sudah lama dengan yang baru. Investasikan sedikit uang untuk membeli peralatan dan perlengkapan dapur yang baru. Selain bisa meningkatkan semangat para staf, pekerjaan yang dilakukan dengan perlengkapan yang lebih modern biasanya akan lebih banyak membantu.
Memperbarui atau mengganti menu di restoran/kafe mungkin akan sedikit berat. Selain harus memaksa para staf untuk melepas menu yang sudah jadi ‘andalan’, kamu juga ditantang untuk mengenalkan menu dari awal kepada pelanggan. Tapi, seperti yang Donald Burns katakan:
There is the menu you want, there is the menu your guests want, and somewhere in between is the menu you must have to stay in the game.
Selamat mengevaluasi dan mengganti menu!