Work From Bali saat Pandemi

Dampak pandemi sangat terasa menghantam perekonomian Indonesia, khususnya pariwisata di pulau Bali. Bali menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak pandemi Covid-19. Kuartal pertama tahun 2021, Bali berada di posisi terbawah dalam segi pertumbuhan ekonomi. Dikutip dari detik.com ekonomi Bali terkontraksi hingga 9,85%, jauh lebih dalam dibandingkan provinsi lain. Tekanan ekonomi ini tak lepas dari anjloknya kunjungan wisatawan. Banyak pusat wisata yang tampak sepi dan terlihat mati. Tak ada lagi wisatawan dalam dan luar negeri lalu-lalang.

Banyaknya sektor yang berhenti di Provinsi Bali membuat pemasukan devisa negara juga berkurang. Oleh karena itu Kemenparekraf menerapkan kebijakan pembukaan kembali pariwisata di Bali. Kebijakan ini tentu saja membawa angin segar bagi para pelaku usaha dan masyarakat yang tinggal di sekitar sektor wisata. Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan mereka dapat kembali beraktivitas dan memperbaiki ekonomi keluarga. Pembukaan pariwisata untuk turis mancanegara dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, dilakukan pada Maret-April 2021, berupa kegiatan re-opening yaitu vaksinasi. Tahap kedua, pada Mei 2021 dimulai uji coba pembukaan destinasi pariwisata dengan implementasi di daerah zona hijau dengan protokol kesehatan yang ketat. Ketiga, sekitar bulan Juli mulai uji coba pariwisata mancanegara pada daerah hijau dengan koordinasi bersama travel international.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan memiliki 3 jurus jitu untuk bisa memulihkan ekonomi Bali dalam jangka pendek. Pertama, pengendalian penyebaran Covid-19 itu sendiri di Bali. Kedua, mempercepat vaksinasi Covid-19 demi menciptakan heard immunity. Saat ini pemerintah mengalokasikan 1,5 juta dosis vaksin AztraZeneca sebagai tambahan vaksin Covid-19 untuk warga Bali. Ketiga, perlu dibuat protokol kesehatan yang ketat terutama untuk wisatawan mancanegara. Hal ini nantinya diperlukan jika wisata Bali sudah dibuka untuk wisman. Kemenparekraf dan Menko Marves mengusulkan program work from Bali demi meningkatkan perekonomian wisata Bali. Hal ini ditujukan kepada pegawai negeri sipil dan BUMN yang dapat mengendalikan pekerjaan mereka dari jarak jauh. Untuk mereka yang berada pada industri kreatif dan pengembangan aplikasi dapat dianjurkan untuk melakukan work from Bali.

Satria Santoso adalah pekerja pengembang aplikasi untuk perhotelan yang berkantor di Jakarta. Setahun terakhir ini Saria Santoso memilih bekerja dari Bali. Pekerjaannya yang tidak banyak membutuhkan bertemu secara fisik dengan client dan pimpinan perusahaan yang menyebabkan dia memilih pindah dan bekerja dari Bali. Bagi Satria Santoso, bekerja dari Bali memiliki kenyamanannya tersendiri. Selain mendapat banyak pilihan hunian yang murah, khususnya disaat pandemi. Faktor alam di Bali juga menjadi daya tarik tersendiri untuk para pekerja yang sedang work from Bali. Cara kerja dari perusahaan Satria adalah secara remote sehingga tidak memerlukan tatap muka secara langsung. Dengan memanfaatkan aplikasi meeting virtual seperti Zoom, Google Meet dan lain-lain dapat menjalankan pekerjaan seperti biasa. Dengan demikian Satria juga dapat menikmati suasana Bali, sembari dia bekerja seperti biasa. Saat Satria Santoso sudah setahun bekerja dari Bali, pemerintah baru mewacanakan work from Bali bagi pegawai negeri sipil. Work from Bali yang diwacanakan pemerintah berguna untuk menumbuhkan aktivitas-aktivitas pariwisata. Dimana aktivitas ini diharapkan dapat menggerakan perekonomian wisata khususnya di Bali.

Selain membantu perputaran ekonomi bagi masyarakat di Bali, work from Bali menurut para psikolog seperti Pramuhartadi, dapat meningkatkan produktivitas kerja. Jika sebelumnya bekerja ditempat yang padat dengan rutinitas yang sama, work from Bali menawarkan tempat bekerja yang bernuansa alam dan budaya. Sejumlah objek wisata di Bali dapat digunakan sebagai tempat bekerja. Kawasan selatan Bali yang bernuansa pantai dan sering dikunjungi oleh wisatawan seperti Kuta, Jimbaran dan Uluwatu. Sedangkan kawasan tengah yang bernuansa hutan dan pegunungan seperti Ubud dan Kintamani. Kawasan wisata di Bali dinilai memiliki pilihan yang beragam dengan protokol kesehatan yang ketat. Semoga informasi tersebut dapat menjadi pilihan anda melakukan aktivitas pekerjaan dengan suasana yang berbeda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *